JUDUL : REMEMBER ME
GENRE : DRAMA
PRODUKSI : Summit Entertainment
PRODUSERS : Trevor Engelson
Nick Osborne
Erik Feig
SUTRADARA : Allen Coulter
SKENARIO : Will Fetters
Jenny Lumet
PEMAIN : Robert Pattinson (Tyler)
Emilie De Ravin (Ally)
Pierce Brosnan (Charles)
Chris Cooper
Lena Olin
Dari keluarga semua hal bermula…
Perhatian bukan hanya sekadar menyuguhkan kemewahan. Tapi, lebih dari itu. Berupa rasa kasih yang diaplikasikan dengan sebuah tindakan. Betapapun sulit, namun itulah yang mampu mengikat seseorang kepada orang lain. Jika tidak, rasanya sakit. Memang tiada bentuk, tapi percayalah kalau hal itu melukai hati. Seperti ketika sebuah belati mencongkel daging sedikit demi sedikit. Rasanya tentu saja perih…
Tyler Hawkins dapat merasakan keperihan yang terpapar di atas. Apa yang menderanya bukan tanpa sebab. Ketertekanan sebagai anak bisa dirasakan karena otoriter Charles Hawkins, si pengusaha sukses yang ditunjuk Tuhan sebagai ayahnya. Karena ketertekanan itu pula membuat Mickel, saudara Tyler memutuskan untuk bunuh diri ketika Charles dengan kuasa menekannya menjadi apa yang diinginkan Charles.
Tyler tentu saja menyalahkan semua ini pada Charles. Karena, setelah kejadian bunuh diri Mickel, Tyler tidak melihat perubahan akan diri Charles yang terus tiada henti memikirkan perusahaannya. Bahkan, Caroline (adik Tyler yang masih duduk di bangku SD) pun merasakan ketidakpedulian Charles, padahal dia sangat membutuhkannya. Sehingga, Caroline tumbuh menjadi gadis yang dikatakan aneh oleh semua temannya, meskipun tentu saja Caroline bukan tipikal gadis kecil yang pendiam.
Suatu hari, Tyler menghadapi masalah. Ketika itu, Tyler ingin menolong seseorang. Namun, setelah urusan selesai, Tyler masih saja ingin menghantam orang tersebut, padahal seorang polisi telah menyuruhnya pulang. Karena ketidak patuhan Tyler, polisi tersebut menghantam Tyler hingga masuk penjara. Charles membebaskan Tyler, meskipun setelah itu kembali terjadi pertengkaran antara Tyler dan Charles. Tyler tentu saja tidak suka akan bantuan Charles.
Keterlibatan Tyler dengan polisi telah mempertemukan dirinya dengan Ally yang kemudian mengeratkan hubungan mereka sebagai kekasih. Dalam kurun waktu itu, Tyler mengenalkan keluarganya. Mickel yang telah tiada, Caroline yang tinggal dengan Ibunya, dan Charles tentu saja. Ally harus melihat betapa hubungan Tyler dan Charles selalu bersitegang. Tentu hal ini bukan tanpa alasan, karena Tyler ingin agar Charles memperhatikan putri kecilnya yang akan mengadakan pameran lukisan. Tapi, nyatanya Charles tidak bisa karena disibukkan dengan rapat perusahaan. Hal ini, membuat hati Caroline hancur. Tyler marah bukan main dan mendatangi Charles ketika rapat perusahaan berlangsung dengan membawa gambar diri Charles yang digambar Caroline.
Adu mulut antara bapak dan anak berlangsung di tengah rapat. Tyler meminta Charles untuk peduli akan adik kecilnya hanya untuk semalam saja. Tapi, Charles menjawab seperti kebanyakan penguasaha sibuk bahwa dia mencintainya meski tidak ada tindakan. Itulah yang membuat Tyler semakin geram pada Charles. Cinta bukan hanya sebentuk rasa, tapi dia membutuhkan pembuktian nyata. Mengapa Charles tidak memahami itu??
Kemarahan luar biasa Tyler diredakan Ally. Kenyataan ini merupakan keromantisan suatu hubungan. Ketika salah satu pasangan sedang mengalami guncangan, maka yang lainnya harus mampu meredakan guncangan itu. Ally mampu melakukan itu demi Tyler. Tapi, sayangnya, hal itu berhenti ketika Ayah Ally yang ternyata adalah polisi yang menangkap Tyler menemukan diri putrinya bersama anak muda yang pernah ditangkapnya. Ally pun mengetahui hal itu bahwa selama ini dia telah dibohongi Tyler.
Tyler kembali pada kehidupannya untuk menjaga Caroline. Tapi, kenyataan menyedihkan dialami Caroline sewaktu dia menghadiri ulang tahun temannya. Sebagian rambut Caroline dipotong pendek dan ini membuatnya shok. Tapi, kejadian ini memberikan hikmah. Charles menjenguk Caroline. Aidan, sahabat Tyler mempertemukan Ally dengan Tyler kembali. Mereka semua tampak khawatir terhadap jiwa Caroline. Dan, karena kejadian ini pula hubungan Tyler dan Ally bisa diperbaiki.
Satu hal lagi kecintaan Tyler terhadap Caroline adalah ketika dirinya mengantarkan Caroline yang masih shok ke bangku kelasnya. Betapa teman-teman Caroline mengejek rambut Caroline. Tanpa banyak bicara, Tyler memukul satu meja anak hingga bergeser dan mencabut tabung pemadam kebakaran di kelas, lalu dilemparkannya ke luar kelas hingga menyebabkan kaca kelas pecah. Setelah itu, Tyler kembali memukul meja yang sempat dia pukul untuk kembali ke posisi awal. Hal ini, tentu saja membuat seluruh kelas bisu dan menatap Tyler takut. Tapi, ini adalah perbuatan heroik seorang kakak yang melindungi adiknya, meskipun terhadap anak-anak kecil!! Cukup dengan membuat mereka shok!!
Perhatian Tyler terhadap Caroline dan permintaan kerasnya terhadap Charles untuk bisa peduli pada anak-anaknya membuahkan hasil. Charles akhirnya mau mengantar Caroline ke sekolah. Tyler pun riang memasuki kantor Charles untuk menunggunya di sana. Betapa terkejutnya Tyler saat melihat background laptop Charles berisikan seluruh foto keluarga. Ternyata Charles menyimpan kenangan anak-anaknya semenjak kecil. Mickel, Tyler, Caroline, Istrinya, dan tentunya dia sendiri. Cinta yang begitu mendalam tanpa tahu bagaimana pengaplikasiannya. Komunikasi telah terabaikan, maka kehilangan jawabannya…
Tyler sungguh merasakan betapa Charles sungguh mencintai seluruh keluarganya. Dia merasakan ketenangan itu sambil melihat di balik jendela dalam salah satu Menara Kembar yang dijadikan kantor Charles pada 11 September 2001. Setelah itu, seluruh warga merasakan panik luar biasa. Ibunya bergerombol dengan lainnya. Charles membuka pintu mobil dalam mata berlinang. Aidan dan Ally kaget dibuatnya. Caroline menangis. Ayah Ally dengan satuan kepolisian berada di sekitar jalanan yang dipenuhi histeria warga. Ally pun memeluk Ayahnya merasakan kepedihan seperti lainnya…
Tyler tidak harus mengatakan “Remember Me” karena mereka akan selalu “remember him forever”
GENRE : DRAMA
PRODUKSI : Summit Entertainment
PRODUSERS : Trevor Engelson
Nick Osborne
Erik Feig
SUTRADARA : Allen Coulter
SKENARIO : Will Fetters
Jenny Lumet
PEMAIN : Robert Pattinson (Tyler)
Emilie De Ravin (Ally)
Pierce Brosnan (Charles)
Chris Cooper
Lena Olin
Dari keluarga semua hal bermula…
Perhatian bukan hanya sekadar menyuguhkan kemewahan. Tapi, lebih dari itu. Berupa rasa kasih yang diaplikasikan dengan sebuah tindakan. Betapapun sulit, namun itulah yang mampu mengikat seseorang kepada orang lain. Jika tidak, rasanya sakit. Memang tiada bentuk, tapi percayalah kalau hal itu melukai hati. Seperti ketika sebuah belati mencongkel daging sedikit demi sedikit. Rasanya tentu saja perih…
Tyler Hawkins dapat merasakan keperihan yang terpapar di atas. Apa yang menderanya bukan tanpa sebab. Ketertekanan sebagai anak bisa dirasakan karena otoriter Charles Hawkins, si pengusaha sukses yang ditunjuk Tuhan sebagai ayahnya. Karena ketertekanan itu pula membuat Mickel, saudara Tyler memutuskan untuk bunuh diri ketika Charles dengan kuasa menekannya menjadi apa yang diinginkan Charles.
Tyler tentu saja menyalahkan semua ini pada Charles. Karena, setelah kejadian bunuh diri Mickel, Tyler tidak melihat perubahan akan diri Charles yang terus tiada henti memikirkan perusahaannya. Bahkan, Caroline (adik Tyler yang masih duduk di bangku SD) pun merasakan ketidakpedulian Charles, padahal dia sangat membutuhkannya. Sehingga, Caroline tumbuh menjadi gadis yang dikatakan aneh oleh semua temannya, meskipun tentu saja Caroline bukan tipikal gadis kecil yang pendiam.
Suatu hari, Tyler menghadapi masalah. Ketika itu, Tyler ingin menolong seseorang. Namun, setelah urusan selesai, Tyler masih saja ingin menghantam orang tersebut, padahal seorang polisi telah menyuruhnya pulang. Karena ketidak patuhan Tyler, polisi tersebut menghantam Tyler hingga masuk penjara. Charles membebaskan Tyler, meskipun setelah itu kembali terjadi pertengkaran antara Tyler dan Charles. Tyler tentu saja tidak suka akan bantuan Charles.
Keterlibatan Tyler dengan polisi telah mempertemukan dirinya dengan Ally yang kemudian mengeratkan hubungan mereka sebagai kekasih. Dalam kurun waktu itu, Tyler mengenalkan keluarganya. Mickel yang telah tiada, Caroline yang tinggal dengan Ibunya, dan Charles tentu saja. Ally harus melihat betapa hubungan Tyler dan Charles selalu bersitegang. Tentu hal ini bukan tanpa alasan, karena Tyler ingin agar Charles memperhatikan putri kecilnya yang akan mengadakan pameran lukisan. Tapi, nyatanya Charles tidak bisa karena disibukkan dengan rapat perusahaan. Hal ini, membuat hati Caroline hancur. Tyler marah bukan main dan mendatangi Charles ketika rapat perusahaan berlangsung dengan membawa gambar diri Charles yang digambar Caroline.
Adu mulut antara bapak dan anak berlangsung di tengah rapat. Tyler meminta Charles untuk peduli akan adik kecilnya hanya untuk semalam saja. Tapi, Charles menjawab seperti kebanyakan penguasaha sibuk bahwa dia mencintainya meski tidak ada tindakan. Itulah yang membuat Tyler semakin geram pada Charles. Cinta bukan hanya sebentuk rasa, tapi dia membutuhkan pembuktian nyata. Mengapa Charles tidak memahami itu??
Kemarahan luar biasa Tyler diredakan Ally. Kenyataan ini merupakan keromantisan suatu hubungan. Ketika salah satu pasangan sedang mengalami guncangan, maka yang lainnya harus mampu meredakan guncangan itu. Ally mampu melakukan itu demi Tyler. Tapi, sayangnya, hal itu berhenti ketika Ayah Ally yang ternyata adalah polisi yang menangkap Tyler menemukan diri putrinya bersama anak muda yang pernah ditangkapnya. Ally pun mengetahui hal itu bahwa selama ini dia telah dibohongi Tyler.
Tyler kembali pada kehidupannya untuk menjaga Caroline. Tapi, kenyataan menyedihkan dialami Caroline sewaktu dia menghadiri ulang tahun temannya. Sebagian rambut Caroline dipotong pendek dan ini membuatnya shok. Tapi, kejadian ini memberikan hikmah. Charles menjenguk Caroline. Aidan, sahabat Tyler mempertemukan Ally dengan Tyler kembali. Mereka semua tampak khawatir terhadap jiwa Caroline. Dan, karena kejadian ini pula hubungan Tyler dan Ally bisa diperbaiki.
Satu hal lagi kecintaan Tyler terhadap Caroline adalah ketika dirinya mengantarkan Caroline yang masih shok ke bangku kelasnya. Betapa teman-teman Caroline mengejek rambut Caroline. Tanpa banyak bicara, Tyler memukul satu meja anak hingga bergeser dan mencabut tabung pemadam kebakaran di kelas, lalu dilemparkannya ke luar kelas hingga menyebabkan kaca kelas pecah. Setelah itu, Tyler kembali memukul meja yang sempat dia pukul untuk kembali ke posisi awal. Hal ini, tentu saja membuat seluruh kelas bisu dan menatap Tyler takut. Tapi, ini adalah perbuatan heroik seorang kakak yang melindungi adiknya, meskipun terhadap anak-anak kecil!! Cukup dengan membuat mereka shok!!
Perhatian Tyler terhadap Caroline dan permintaan kerasnya terhadap Charles untuk bisa peduli pada anak-anaknya membuahkan hasil. Charles akhirnya mau mengantar Caroline ke sekolah. Tyler pun riang memasuki kantor Charles untuk menunggunya di sana. Betapa terkejutnya Tyler saat melihat background laptop Charles berisikan seluruh foto keluarga. Ternyata Charles menyimpan kenangan anak-anaknya semenjak kecil. Mickel, Tyler, Caroline, Istrinya, dan tentunya dia sendiri. Cinta yang begitu mendalam tanpa tahu bagaimana pengaplikasiannya. Komunikasi telah terabaikan, maka kehilangan jawabannya…
Tyler sungguh merasakan betapa Charles sungguh mencintai seluruh keluarganya. Dia merasakan ketenangan itu sambil melihat di balik jendela dalam salah satu Menara Kembar yang dijadikan kantor Charles pada 11 September 2001. Setelah itu, seluruh warga merasakan panik luar biasa. Ibunya bergerombol dengan lainnya. Charles membuka pintu mobil dalam mata berlinang. Aidan dan Ally kaget dibuatnya. Caroline menangis. Ayah Ally dengan satuan kepolisian berada di sekitar jalanan yang dipenuhi histeria warga. Ally pun memeluk Ayahnya merasakan kepedihan seperti lainnya…
Tyler tidak harus mengatakan “Remember Me” karena mereka akan selalu “remember him forever”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar